Jumat, 22 Mei 2009

.

Asyik euy ngumpul ma kluarga drmh.

Kamis, 21 Mei 2009

Asyik euy doseny dak masuk

Kamis, 14 Mei 2009

Presiden Baru Akan Tiba, Ramos Bagaimana?

Madrid - Pemilihan presiden baru Real Madrid ada di depan mata. Dengan adanya kans presiden anyar datang, akankah Juande Ramos yang memang cuma dikontrak enam bulan langsung ditendang?Ramos didatangkan ke Santiago Bernabeu bulan Desember 2008 kala El Real dalam situasi goncang. Klub raksasa Spanyol itu baru saja memecat pelatihnya, Bernd Schuster, dan sedang menjalani performa kurang mengesankan.Untuk Ramos, Madrid hanya menyodorkan kontrak berdurasi enam bulan, kendati itu juga tidak ditampiknya. Bukan apa-apa, siapa tak tergiur melatih klub sebesar Los Blancos?Di masa penanganannya, Madrid terbilang melangkah dengan lumayan. Meski masih gagal juara di Liga Champions, perbaikan bisa dilakukan di ajang La Liga yang mana posisi dua kini mereka tempati.Kini, kontrak pendek itu akan segera berakhir dan Ramos boleh jadi harus segera minggir. "Jelas bahwa aku dikontrak enam bulan dan jika tak ada siapa pun yang menghubungiku sebelum 30 Juni, akan jelas bahwa waktuku di sini sudah habis," katanya di Goal.Masa depan Ramos kian tak jelas karena Madrid sendiri akan segera menghelat pemilihan presiden pada 14 Juni mendatang. Beda calon, tentu beda pula visinya dalam memilih pelatih. Ramos sendiri coba berpromosi kalau dirinya cukup pantas terus menangani Madrid."Aku tahu di mana aku berdiri dan apa yang dibutuhkan. Aku hanya ingin presiden selanjutnya mengandalkanku jika dia meyakini pekerjaanku. Aku paham setiap kandidat bicara tentang pelatih yang berbeda," tukas Ramos.Untuk Ramos, masalah lain timbul karena salah satu calon kuat presiden baru itu adalah Florentino Perez yang mantan presiden Madrid pencetus Los Galacticos: tim Madrid yang penuh pemain bintang. Jika Perez terpilih, apa dia akan menilai Ramos cukup layak mengurusi bintang-bintangnya? Faktanya, semenjak Ramos datang saja resistensi sudah timbul di media. Muncul keraguan akan kemampuan si entrenador yang sebelumnya menangani Tottenham Hotspur dan berakhir dengan pemecatan. "Sesaat setelah dia pergi, Spurs secara misterius mampu bangkit," terang El Mundo ketika itu.Asa Ramos bertahan kian tipis karena di tangannya Madrid hancur lebur 2-6 dalam duel kontra rival berat, Barcelona. Itu kali pertama dalam sejarah 80 tahun El Clasico Madrid kebobolan enam gol dari Barca. Kian memalukan karena terjadi di kandang Madrid sendiri, Santiago Bernabeu. Apapun, berharap tentu boleh sehingga Ramos masih saja berusaha menonjolkan capaian Madrid bersamanya. Siapa tahu saja calon presiden Madrid nanti menilai kalau Madrid punya potensi di tangannya. "Saat aku tiba, tujuannya adalah lolos Liga Champions dan kami sudah melakukan itu dengan beberapa laga sisa. Bahkan, masih ada tiga partai lagi dan Barcelona belum juara," demikian dia setengah berseloroh.

Kampanye Spektakuler Florentino Perez

Madrid - Dulu ia menggagas Los Galacticos, dan kini Florentino Perez kembali berambisi besar untuk memimpin Real Madrid. Ia menjanjikan proyek spektakuler dalam kampanyenya menuju kursi tertinggi di Santiago Bernabeu."Saya kembali dengan antusiasme lebih besar dibanding periode pertama saya di tahun 2000. Saya kembali dengan lebih banyak ide, lebih kuat, lebih bergairah dari yang pernah ada sebelumnya."Demikian diserukan Perez dalam jumpa pers di sebuah hotel mewah di Madrid, Kamis (14/5/2009), saat mempromosikan dirinya menghadapi pemilihan presiden Real Madrid pada 14 Juni mendatang."Kami akan terus mengerjakan sebuah proyek olahraga spektakuler. Tapi saya tidak akan menerangkan detil-detilnya sekarang, sampai pemilihan secara resmi dibuka (pada 21 Mei)," sambung pengusaha yang menjalani salah satu konglomerasi konstruksi terbesar di Eropa, ACS, seperti dikutip dari Reuters.Ditanya siapakah yang akan dibawanya jika menang, Perez yang dulu menelurkan kebijakan memboyong pemain-pemain kelas dunia nomor satu, yang dikenal dengan 'Galacticos', menolak menjawabnya. Ia merasa tidak pantas menyebutkan nama-nama sebelum kompetisi di berbagai negara selesai. Namun, saat ditanya pemain-pemain terbaik dunia mana yang layak bermain di Bernabeu, beberapa nama beken keluar dari mulutnya: Cristiano Ronaldo, Kaka, dan (pelatih) Carlo Ancelotti."Ya, Cristiano Ronaldo adalah salah satu pemain terbaik dunia," tukas Perez sambil tersenyum kepada seorang wartawan asal Portugal. "Ya, saya teman (wakil presiden AC Milan) Adriano Galliani. Kami sering ngobrol. Kadang-kadang kami membicarakan sepakbola. Tapi kalian tunggu saja sampai pemilihan."Perez juga membenarkan bahwa mantan pemain terbaik dunia tiga kali Zinedine Zidane dan eks direktur sport Jorge Valdano termasuk dalam tim suksesnya. Ia pun mengatakan bahwa keputusannya mundur tiba-tiba pada Februari 2006, setelah enam tahun memimpin El Real, merupakan sebuah kesalahan.Perez pernah menggaet pemain-pemain paling terkenal dan termahal di dunia seperti Luis Figo, Zidane, Ronaldo, dan David Beckham. Tim bertabur bintang itu memenangi Liga Champions 2002 dan menjuarai La Liga 2001 dan 2003, tapi Perez mundur ketika Madrid selama tiga musim berturut-turut nirgelar.

Kamis, 07 Mei 2009

Saya kecewa Sama Real Madrid

Real madrid kalah 2-6 dari barca minggu kemarin.
sehingga mambuat tambah jauh selisih poin el real di laliga manjadi 7 poin dari pemimpin klasemen..
dan untuk mandapat gelar di laliga sangat mustahil......

real madrid

Kekalahan dari Barcelona hari Sabtu kemarin membuat Juande Ramos dispekulasikan masa depannya di Real Madrid. Kekurangan dia cuma dua, tapi sialnya kekurangan itu justru paling berarti buat El Real.

Secara statistik Ramos bolehlah dianggap positif. Di La Liga, misalnya, dari 20 pertandingan yang telah dilakoni, hanya tiga kali ia tidak memetik kemenangan. Detilnya, ia menang 17 kali, seri satu kali, dan kalah dua kali.

Secara fundamen Ramos tergolong berhasil memperbaiki performa Madrid yang tidak konsisten ketika dipegang Bern Schuster dari awal musim sampai akhir November. Minus dua kekalahan tersebut, semestinya Madrid bisa menorehkan capaian lebih baik lagi.

Sayangnya, kekalahan tersebut justru yang paling kentara karena diderita saat menghadapi musuh abadi Madrid, Barcelona. Di pertandingan pertama di Nou Camp, Ramos kalah 0-2. Hanya saja, ia masih dimaklumi karena itulah debutnya di liga sebagai pembesut Raul dkk.

Yang paling celaka adalah kekalahan kedua hari Sabtu (2/5/2009) malam kemarin. Dunia dibuat gempar ketika Ramos dan pasukannya digasak 2-6 oleh El Barca. Itulah kali pertama dalam sejarah 80 tahun El Clasico gawang Madrid diberondong enam kali oleh Barca. Sudah begitu, bencana itu terjadi di kandang sendiri, Santiago Bernabeu.

Kekalahan besar itu dianggap hal yang sangat memalukan dan merendahkan gengsi Los Blancos dalam konteks rivalitasnya dengan Barcelona. Dan Ramos adalah teknisi utama yang berada di bench pertandingan. Di kalangan Madridista selalu berlaku hukum eksklusif: "boleh kalah dari tim lain, tapi tidak Barcelona".

Nah, kekurangan kedua Ramos adalah dia hampir dipastikan tidak mempersembahkan titel juara buat Madrid. Kekalahan dari Barca di atas membuat Madrid tinggal berharap pada mukjizat untuk memenangi La Liga. Di atas kertas, sisa empat pertandingan takkan cukup untuk membuyarkan sukses laskar Pep Guardiola.

Jauh sebelumnya, Ramos juga tak bisa mengantarkan Madrid menembus barisan elit lagi di Eropa. Lolos dari putaran grup, El Merengues menyerah dari Liverpool. Kalah 0-1 di Bernabeu, di leg kedua mereka malah kalah lebih telak: 0-4. Dan untuk kelima kalinya berturut-turut Madrid gagal melewati babak 16 besar di Liga Champions.

Jika ukurannya trofi, Ramos bahkan kalah dari dua pelatih terakhir yang diketok palu pemecatan. Fabio Capello didepak setelah mempersembahkan titel liga 2006/2007, dan Schuster ditendang enam bulan setelah memenangi Liga Spanyol musim lalu. Ramos? Nihil.

Isu terakhir menyebutkan, Ramos takkan diperpanjang kontraknya setelah rampung bekerja sampai kompetisi musim ini selesai. Nama-nama akan bermunculan, dan Arsene Wenger sudah mencuat. Wenger memang tetap disayang Arsenal, tapi sudah empat musim berturut-turut ia tidak memberi piala apapun buat klub top Inggris itu.

Pelatih beken dari Prancis itu akan bersaing dengan nama tenar lain yang jauh-jauh hari sudah dijadikan alat kampanye seorang kandidat presiden baru Madrid, Florentina Perez. Siapa dia? Pelatih AC Milan yang musim ini juga tak menghasilkan trofi apa-apa: Carlo Ancelotti.
By : detik.com

Senin, 04 Mei 2009

El Clasico dalam Pers Spanyol

Madrid - "Tim terbaik di dunia meninggalkan Bernabeu sebagai juara". Demikian headline koran Marca tentang El Clasico yang "mengerikan" buat Real Madrid itu. Apa lagi pandangan duel ini di mata pers Spanyol?

Inilah kali pertama dalam sejarah 80 tahuin El Clasico, Barcelona memberondong gawang Madrid enam kali. Kemenangan 6-2 di Santiago Bernabeu tersebut sekaligus mendekatkan pasukan Pep Guardiola ke tangga juara La Liga.

Tak lama setelah tim kesayangannya menang besar, fans Barca menggelar pesta dinihari di jalan-jalan ibukota Catalan. Mereka juga menjejali bandara kota untuk menunggui kedatangan para pahlawannya dari Madrid.

Marca, yang notabene berbasis di Madrid, memakai headline di atas dengan menampilkan foto kapten Barca, Carles Puyol, mencium ban lengannya yang berwarna bendera Catalan.

"Tim Barca terbaik sepanjang masa menggelar pertunjukan kemarin, dan memimpin sebuah tarian sukaria di Madrid yang takkan pernah mereka lupakan," tulis El Pais, di bawah sebuah foto Thierry Henry dan Samuel Eto'o merayakan satu dari dua gol buatan striker Prancis itu.

Kemenangan Barca ini membangkitkan kenangan lama ketika Johnan Cruyff menginspirasikan kemenangan 5-0 pada Februari 1974. Juga mereka sudah mencetak 100 gol dalam 34 pertandingan liga, hanya terpaut tujuh dari rekor yang diukir Real Madrid di musim 1989/1990.

Sementara itu dalam kolumnis El Pais, Ramon Besa, memuji Guardiola atas keteguhan dalam mengusung filosofi sepakbola menyerang. Walaupun bermain di kandang lawan, dan menghadapi tim besar, gaya bermain seperti itu tidak diubah.

"Pergerakan para pemain Barca bersih dan elegan, seperti ketukan dalam tarian," tulisan Besa, seperti dikutip Reuters. "Barcelona menciptakan irama penyerangan mereka dengan sangat pas, seperti jam-jam buatan Swiss: seksama dan tepat waktu."

"Pesta gol, penghinaan, dan juara!" begitu harian Sport berteriak dalam headline-nya. Ditegaskan koran berbasis di Barcelona itu, kebobolan enam gol takkan terlupakan oleh Madrid.

"Kali ini orang-orang baik menang," tulis kolumnis El Mundo Deportivo, Fernando Polo. "Tim yang bermain lebih baik dari siapapun di musim ini, mencetak gol lebih banyak dari siapapun, memberi eksebisi-eksebisi dari hari ke hari, dan menghancurkan banyak rekor adalah tim Barcelona-nya Pep. Kadang-kadang hidup tidaklah adil."

Dalam sudut pandang yang lain Marca menganalisis beberapa hal, mulai dari kebijakan transfer yang buruk dari direktur sport Pedja Mijatovic, sampai skandal eks presiden Ramon Calderon di bulan Januari, dan puncaknya adalah skandal pesta gol di Bernabeu yang dianggap sangat memalukan.

"Lalu apa?" tanya kolumnis Miguel Serrano. "Kita harus membangun kembali rumah yang sudah hancur ini."

Heinze Bingung dan Sedih

Madrid - Tak ada yang lebih menyusahkan dibanding kalah telak dari musuh besar, di kandang sendiri, dan dalam situasi harus menang. Kebingungan dan kesedihan pun melanda Gabriel Heinze.

Real Madrid dibantai 2-6 oleh Barcelona di Santiago Bernabeu, Minggu (3/5/2009) dinihari WIB, di saat kompetisi La Liga tersisa satu bulan lagi, dan mereka kini tertinggal tujuh poin di urutan kedua.

Heinze, yang bermain penuh 90 menit sebagai bek kiri Madrid, menuturkan reaksinya atas kekalahan menyakitkan yang diderita timnya tersebut.

"Mereka mencetak gol benar-benar di waktu yang tidak tepat buat kami. Ketika konfidensi kami makin tumbuh, mereka malah menghancurkan kami," ujar pemain asal Argentina itu.

"Setiap kali kami merasa baikan, mereka bikin gol lagi. Kami cuma bisa sadar, bahwa mereka begitu superior," sambung Heinze. "Gampang saja. Kami bermain buruk. Kami semua merasa sedih."

Gelandang Lassana Diarra mengamini ucapan-ucapan rekannya itu. Dia menggambarkan pertandingan tersebut sebagai malam yang mengerikan.

"Liga ini 90 persen milik Barcelona," cetusnya. "Hampir mustahil mereka kalah di tiga pertandingan (terakhir). Mereka lebih baik dan lebih tangguh. Kami tak tahu cara mempertahankan keunggulan (1-0), dan mereka mencetak gol sangat cepat.